Sunday, July 8, 2012

Dua Orang Nyawa Melayang di Pemandian Air Panas Darajat

Tewasnya Agus Siswanto (54), wisatawan asal Bandung setelah berenang di kolam air panas Puncak Darajat, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jum’at (6/7), ternyata bukan kali yang pertama terjadi nyawa melayang di pemandian air panas itu. Karena, sejak pemandian air panas Darajat dikomersilkan menjadi kawasan wisata, tercatat pernah pula peristiwa serupa terjadi pada tahun 2009. Salah seorang wisatawan lokal dari Kecamatan Samarang, dikabarkan meninggal dunia setelah mendapat serangan jantung sehabis berenang di salah satu kolam renang Darajat.


Apa penyebab kematian kedua korban itu? Hingga tulisan ini diturunkan belum didapat keterangan pasti soal penyebab tewasnya dua wisatawan sehabis berenang di pemandian air panas tersebut. Pasalnya, pihak kepolisian sedang mengusutnya meski ada kecurigaan dari sebagian pihak bahwa penyebab kematian keduanya bisa saja karena kadar dan kandungan air kolam Darajat yang “tidak aman” untuk para perenang.


Paling tidak, dugaan itu sedikit bisa menjadi indikator dengan munculnya banyak keluhan masyarakat yang mengaku sehabis berenang di pemandian air panas Darajat merasakan gatal-gatal dan kepala pusing. Dan, oleh adanya gejala itulah yang kemudian mengundang empati Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jaringan Komunikasi Rakyat (Jangkar) untuk melakukan penelitian dan investigasi guna mengetahui sejauh mana dampak kualitas dan kandungan air pemandian Darajat terhadap kesehatan manusia yang menggunakannya.


Menurut hasil penelitian Jangkar, sumber air panas Darajat jauh berbeda dengan sumber air panas di kawasan wisata Cipanas, Tarogong Kaler, Kabupaten Garut. Di mana, air panas di objek wisata Cipanas adalah air panas murni yang dihasilkan dari dalam tanah hasil pengeboran. Sedangkan sumber air panas Darajat bukan air panas alami, tetapi dari sumber air dingin yang melewati kawah Darajat. Air dingin tersebut mendidih setelah berada di dalam kawah.


“Kemudian air yang berada di dalam kawah itulah yang disalurkan ke kolam renang-kolam renang yang ada di Darajat,” demikian dikatakan Ketua  LSM Jangkar Garut, Aris. Ia menambahkan, selain air dingin tadi di kawah tersebut juga digunakan oleh Chevron untuk membuang sisa air dari cooling tower. Dalam bahasa teknisnya, air tersebut diinjeksikan lagi ke dalam tanah.


Diakui Aris, pihak Jangkar sendiri saat ini sedang menunggu hasil uji air Darajat dari laboratorium Sucofindo Bandung. “Mudah-mudahan tidak lama lagi hasilnya akan keluar, dan kami tetap berharap bahwa kadar air kolam renang tersebut tidak berbahaya,” pungkasnya. (YAI)

2 comments:

Anonymous said...

salah foto eta mah lain puncak darajat.

Ade-kusdinar.blogspot.com said...

hahah.. kan itu mh ilustrasi kak.. pemandiannya... :D

Post a Comment

Silahkan berkomentar, Bebas tapi sopan ya... :D
jangan membuat komentar Spam. (^_^)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...